• PENGAJIAN RUTIN PC PAMANUKAN



    PENGAJIAN RUTIN

    Pendahuluan
    Pengajian rutin yang diadakan oleh pimpimnan wilayah persis  Jawa Barat yang penyelenggaraannya serentak  hari kamis minggu ketiga tanggal 19 maret 2015, tersebar di PC Persis sekabupaten Subang mulai dari  Pc Subang Kota, Pagaden, Binong , Tambaksari, Pamanukan, Legonkulon, Pusakajaya dan Pusakanagara. Pengajian rutin dimaksukan dalam rangka pembinaan jama’ah jamiyah persatuan islam untuk mengeratkan tali silaturahmi sesama jama’ah ditiap-tiap pimpinan cabang agar terjalin soliditas kejami’ahan dan menselaraskan  gerak langkah serta meningkatkan pemahaman Al-Quran dan As-Sunnah, agar telaksananya syariat islam pada tiap pribadi muslim secara umum dan jama’ah persis pada khususnya.
    Pengajian rutin PW Persis untuk PC pamanukan berlokasi di Jama’ah Rancasari Masjid At-Toyibin sebagai mubalighnya Al-Ustadz M. Ateng Abdurahman membawakan tema EMPAT TINGKATAN KESOLEHAN yang diberi  judul “MELULUSKAN TUGAS HIDUP DI DUNIA”. Dalil yang melandasi paparanny adalah QS 3 : 102
    $pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#qà)®?$# ©!$# ¨,ym ¾ÏmÏ?$s)è? Ÿwur ¨ûèòqèÿsC žwÎ) NçFRr&ur tbqßJÎ=ó¡B  
    “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.”.
    1.      Alladziina Aamanuu                            : Orang yang beriman
    2.      Alladziinat-Taqou                                : Orang yang bertaqwa
    3.      Alladziina-Taqou haqqo tuqootihi       : Orang yang benar-benar Taqwa
    4.      Alladziina Yamuutunna muslimiin      : Orang yang matinya dalam keadaan berserah
       Diri
    1.             Aamanuu
    Jika membaca Al-quran yang mengandung kata Amanuu, umumnya diikuti oleh perintah, larangan, teguran.(lihat surat Al-Baqarah 183.

    2.             Haqqo Tuqotih
    Suatu ketika umar bin Khattab bertanya kepada Ubay bin Ka’ab tentang Taqwa, Ubay bali bertanya :’’ Apakah anda pernah melewati jalan yang banya durinya”,?Pernah, jawab Umar, Ubay bertanya kembali : “ Bagaimana ketika anda melewatinya”,? Umar menjawab “Saya bersungguh-sungguh serta berhati-hati supaya tidak kena duri”, Ubay akhirnya mengatakan : itulah arti Taqwa yang sebenar-benarnya”,(Tafsir Ibnu Katsir)





    3.             Haqqo Tuqootih
    Tingkatan Haqqo Tuqotih bukan hanya sekedar hati-hati dalam pengabdiannya kepada Allah Swt. Hanya sebatas meninggalkan yang haram dan melaksanakan kewajiban karena takut neraka dan ingin surge. Tetapi sudah sampai kepada rasa mencintai Allah Swt yang sesungguhnya. Sehingga Shalatnya, pengurbanannya, hidup dan matinya sungguh untuk dan atas nama Allah Swt. Betapa ni’matnya orang yang sudah memiliki semangat taqwa hakiki ini.

    4.             Mati dalam keadaan berserah diri
    Ada sebuah hadits riwayat Bukhori Rasulullah Saw bersabda :……………..demi Allah, sungguh salah seorang diantara kalian mengamalkan amalan-amalan penghuni neraka, sehingga tidak ada jarak antara dia dan neraka selain sehasta atau sejengkal, tetapi takdir mendahuluinya sehingga  ia mengamalkan amalan penghuni surge sehingga ia memasukinya. (HR Bukhari : 6105)
    Dalam hadits lain diceritakan oleh Rasulullah Saw, dalam hadits riwayat Imam Muslim : ada seorang yang telah berbuat banyak dosa sampai dia pernah membunuh 99 manusia dan digenapkan 100 dengan membunuh rahib yang menyumpah dirinya taubat dan dosanya tidak akan diampuni Allah Swt. Lalu ditemuinya orang alim yang menasehatinya, bahwa sepanjang hayat masih dikandung badan, asalkan taubatnya benar-benar, ia akan diterima dan dosanya diampuni, adapun nasehatnya adalah : beranjaklah engkau dari tempat ini ke tempat jauh di sana karena di sana terdapat sekelompok manusia yang menyembah Allah Ta’ala, maka sembahlah Allah  bersama mereka. Dan janganlah kamu kembali ke tempatmu( yang dulu )karena tempat tersebut adalah tempat yang amat jelek”.
    Laki-laki ini pun pergi (menuju tempat yang ditunjukan oleh orang alim tersebut ). Ketika sampai di tengah perjalanan, maut pun menjemputnya. Akhirnya , terjadi perselisihan antara malaikat rahmat dan malaikat adzab. Malaikat rahmat berkata, “Orang ini dating dalam keadaan bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada Allah”. Namun malaikat adzab berkata, “Orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikit pun”. Lalu datanglah malaikat lain dalam bentuk manusia, mereka pun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai pemutus perselisihan mereka. Malaikat ini berkata, “Ukurlah jarak kedua tempat tersebut (jarak antara tempat jelek yang dia tinggalkan dengan tempat yang baik yang ia tuju-pen). Jika jaraknya dekat, maka ia berhak atas orang ini”, lalu mereka pun mengukur jarak kedua tempat tersebut dan mereka dapatkan bahwa orang ini lebih dekat dengan tempat yang ia tuju. Akhirnya, ruhnya pun dicabut oleh malaikat rahmat.(M. Ateng Abdurahman, MELULUSKAN TUGAS HIDUP DI DUNIA (EMPAT TINGKATAN KESOLEHAN)di sampaikan pada pengajian rutin jadwal PW Persis Jawa Barat dimasjid At-Toyibin PC Persis Pamanukan 19 Maret 2015)



  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Laman

Diberdayakan oleh Blogger.